Manfaat Oca, Umbi Langka Kaya Gizi yang Bisa Jadi Pangan Masa Depan

Apa Itu Oca?

Di tengah tren pangan sehat dan superfood, muncul satu jenis umbi unik yang mulai menarik perhatian dunia: Oca (Oxalis tuberosa). Umbi ini berasal dari dataran tinggi Andes, terutama Peru dan Bolivia, dan telah menjadi makanan pokok penduduk lokal selama berabad-abad.

Sekilas, Oca mirip dengan kentang, tetapi bentuknya lebih kecil dan berwarna lebih cerah mulai dari merah muda, kuning keemasan, oranye, hingga ungu keunguan. Rasanya sedikit asam mentah, namun berubah manis setelah dimasak. Karena itu, Oca sering disebut sebagai “kentang manis dari Andes”.

Kini, Oca mulai dikembangkan di berbagai negara, termasuk di Asia Tenggara, karena kemampuannya tumbuh di dataran tinggi dengan suhu dingin dan tanah subur.

Baca Juga:

Ciri-Ciri dan Karakteristik Tanaman Oca

Tanaman Oca tumbuh rendah di permukaan tanah, mirip tanaman kentang. Umbinya terbentuk di bawah tanah dalam bentuk memanjang berukuran 5–10 cm.

Daun Oca berbentuk menyerupai daun semanggi kecil dengan warna hijau cerah, dan bunganya berwarna kuning pucat hingga oranye. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 1.500–4.000 meter di atas permukaan laut, sehingga cocok untuk wilayah pegunungan seperti Dieng, Berastagi, atau Lembang jika dikembangkan di Indonesia.

Selain umbinya yang dapat dimakan, tanaman Oca juga dikenal toleran terhadap suhu rendah dan kekeringan ringan menjadikannya tanaman pangan alternatif yang tahan iklim ekstrem.

Kandungan Gizi dalam Umbi Oca

Meskipun kecil, umbi Oca menyimpan banyak nutrisi penting. Kandungan gizinya meliputi:

Karbohidrat kompleks: memberikan energi tahan lama tanpa meningkatkan gula darah secara cepat.
Vitamin C: membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Besi dan Kalsium: penting untuk pembentukan sel darah merah dan tulang kuat.
Serat pangan: menjaga kesehatan pencernaan dan membantu mengontrol berat badan.
Antioksidan alami: terutama dari pigmen warna merah dan ungu yang melindungi sel dari kerusakan oksidatif.

Dengan kandungan tersebut, Oca sering disebut sebagai umbi superfood alami, sekelas dengan quinoa atau ubi ungu.

Manfaat Oca untuk Kesehatan

1. Menurunkan Risiko Diabetes

Oca memiliki indeks glikemik rendah. Ini berarti karbohidrat di dalamnya diserap tubuh secara perlahan, sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes atau mereka yang ingin menjaga kadar gula darah tetap stabil.

2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Vitamin C dalam Oca membantu tubuh melawan infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.

3. Menyehatkan Sistem Pencernaan

Kandungan serat tinggi menjadikan Oca makanan yang ramah untuk sistem pencernaan, membantu melancarkan buang air besar, dan menjaga kesehatan usus.

4. Menjaga Kesehatan Tulang dan Otot

Kalsium dan fosfor yang terdapat dalam Oca membantu memperkuat tulang dan mencegah risiko osteoporosis.

5. Antioksidan Alami untuk Anti-Aging

Pigmen warna pada Oca, seperti antosianin dan flavonoid, berfungsi sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas penyebab penuaan dini dan penyakit degeneratif.

Cara Mengolah Oca yang Lezat dan Menyehatkan

Oca dapat diolah dengan berbagai cara, mirip dengan kentang atau ubi jalar. Berikut beberapa ide pengolahannya:

Direbus atau dikukus: menghasilkan rasa manis alami dan tekstur lembut.
Dipanggang: membuat bagian luar renyah, cocok dijadikan camilan sehat.
Dijadikan bahan salad: potong kecil dan campurkan dengan sayur segar serta dressing lemon.
Dijadikan keripik Oca: irisan tipis yang digoreng ringan dengan minyak zaitun.
Difermentasi: di Andes, penduduk setempat menjemur Oca di bawah sinar matahari selama beberapa hari untuk meningkatkan rasa manisnya secara alami.

Rasa Oca yang fleksibel membuatnya cocok untuk makanan manis maupun gurih, menjadikannya bahan pangan serbaguna.

Potensi Oca Sebagai Pangan Alternatif di Indonesia

Indonesia dikenal memiliki keragaman umbi-umbian seperti ubi jalar, talas, dan singkong. Kehadiran Oca bisa menjadi tambahan baru dalam diversifikasi pangan lokal. Umbi ini cocok ditanam di daerah beriklim sejuk dan memiliki potensi ekspor karena termasuk komoditas pangan eksotis yang sedang naik daun di Eropa dan Amerika.

Petani di daerah dataran tinggi bisa menjadikan Oca sebagai tanaman rotasi setelah kentang atau wortel, karena memiliki kebutuhan tanah yang mirip. Selain itu, umur panennya relatif singkat, sekitar 6–7 bulan, dengan hasil 10–20 ton per hektare.

Dengan strategi pemasaran yang tepat dan dukungan riset pertanian, Oca dapat menjadi sumber pangan alternatif dan peluang bisnis pertanian baru di Indonesia.

Tips Menanam Oca di Lahan Tropis

Gunakan bibit umbi sehat dari varietas unggul.
Tanam di tanah gembur dengan pH 5,5–6,5.
Letakkan di area yang mendapat sinar matahari penuh.
Siram secara rutin tapi hindari genangan air.
Gunakan pupuk organik untuk menjaga kualitas tanah.

Dengan perawatan sederhana, Oca dapat tumbuh dengan baik bahkan di lahan pekarangan rumah.

Oca bukan hanya sekadar umbi warna-warni yang cantik, tetapi juga sumber gizi tinggi yang potensial dikembangkan di Indonesia. Kaya nutrisi, tahan iklim ekstrem, dan memiliki nilai ekonomi tinggi Oca layak disebut sebagai “umbi masa depan”.

Di tengah perubahan iklim dan kebutuhan pangan sehat, Oca bisa menjadi solusi cerdas untuk keberlanjutan pangan sekaligus peluang usaha baru bagi petani modern.

HUBUNGI KAMI